Disusun
oleh:
Irfan Nurfadilah
Universitas
Negeri Jakarta
Fakultas
Ekonomi
S1
Akuntansi D
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb, Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan menyusun karya tulis ujian
akhir semester ini tepat pada waktunya.
Karya tulis ini saya buat untuk
memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Teori Akuntansi. Dalam penyusunan karya
tulis ini, saya selaku penulis membuat laporan ini berdasarkan hasil pengamatan
jurnal-jurnal, artikel, dan laporan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
topik yang saya angkat.
Pelaksanaan dan penyusunan karya
tulis ini tidak terlepas dari perhatian serta bantuan dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada, ibu Dr, I
Gusti Ketut Agung Ulupui SE, M.Si, AK, CA selaku dosen pengampu mata kuliah
Teori Akuntansi sekaligus koordinator program studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, serta penulis-penulis yang jurnal dan
artikelnya menjadi sumber dalam pembuatan makalah ini, dan teman-teman S1
Akuntansi D yang membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini.
Dalam penulisan dan penyusunan
karya tulis ini penulis merasa masih banyak kekurangan secara materi maupun
teknik penulisan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
dalam penyusunan karya tulis.
Jakarta,
Januari 2019
Penulis
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam buku-buku teks akuntansi
(khususnya teori akuntansi), istilah income
pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang
dimaksud income dalam buku-buku
tersebut. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang
oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Masalah yang paling rumit berkaitan
dengan laba adalah menentukan konsep laba secara tepat untuk pelaporan keuangan
sehingga angka laba merupakan angka yang bermakna baik secara intuituf maupun
ekonomik bagi berbagai pemakai statemen keuangan.Pemaknaan atau pendefinisian
laba mempunyai implikasi terhadap pengukuran dan penyajianlaba. Karena
akuntansi secara umum menganut konsep kos historis, asa akrual dan konsep
penandingan, laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih
antara pendapatan dan biaya. Sementara itu, pendapatan dan biaya diukur dan
diakui melalui prosedur tertentu sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU).
Pada tahun 2011, komponen laporan
keuangan mengalami sedikit perubahan. Perubahan tersebut antara lain, terlihat
dalam laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan
komprehensif ini berisi perubahan-perubahan karena penggunaan model nilai
wajar, pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain mencakup keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi. Laporan laba rugi komprehensif tidak hanya
mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, tetapi juga mencakup
keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi. Bagian yang menyajikan
keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi disebut sebagai laporan laba
rugi, sedangkan bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi disebut sebagai bagian pendapatan komprehensif lain.
B. Tujuan
Makalah
Karya tulis makalah ini disusun dengan maksud dan
tujuan, antara lain yaitu:
1.
Memenuhi tugas yang diperuntukkan
sebagai Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah Teori Akuntansi
2. Memahami
laba komprehensif lebih dalam pada teori akuntansi
C. Rumusan Masalah
Apa itu
laba komprehensif dan bedanya dengan laba rugi biasa?
D. Landasan Teori
Menurut Pratiwi (2010), untuk
mengetahui kinerja yang dihasilkan perusahaan, maka laba dapat menjadi salah
satu parameternya. Laba menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan
perusahaan dan laba berasal dari unsur-unsur seperti pendapatan, beban dan
komprehensif lainnya yang berhubungan dengan aktivitas operasi perusahaan
Sedangkan Menurut Veleshani
(1999) (dalam Sakirman (2016) menyatakan bahwa pelaporan keuangan yang
menyajikan laba rugi kom-perhensif merupakan pelaporan yang menyajikan secara menyeluruh
dibandingkan dengan pelaporan laba rugi sebelumnya. Pencatatan terhadap laba
rugi komperhensif dicatat berdasarkan nilai historikal, sedangkan pasca
penerapan IFRS, munculnya pelaporan komprehensif lain menunjukan suatu
pencatatan yang lebih detail dibandingkan dengan pencatatansebelumnya.
Bab II
Isi
1.
Laba
Komprehensif Pada Teori Akuntansi
Saat ini Indonesia menerapkan
standar akuntansi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diadobsi
dari International Financial Report Standart (IFRS) sebagai standar penyusunan
laporan keuangan, alasan mengadopsi standar akuntansi IFRS ke dalam standar
akuntansi PSAK untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat
kredibilitas dan komparabilitas tinggi. Selain itu, meningkatkan kualitas
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. IFRS merupakan
standar akuntansi yang diharapkan menjadi standar global dan digunakan di
seluruh dunia. Standar akuntansi IFRS menjanjikan laporan keuangan yang lebih
akurat, komprehensif dan tepat waktu. Transparansi informasi juga menjadi aspek
yang sangat diperhatikan dalam IFRS.
PSAK 1 (Revisi 2009) ataupun PSAK
1 (Revisi 2013) yang diwajibkan implementasinya sejak 1 Januari 2015 telah
memasukkan seluruh amandemen International Accounting Standart (IAS) 1 setelah
tahun 2009, sehingga konsisten dengan IAS 1 terbaru yang menyangkut semua hal
penting (Warsidi, 2015). Sejak berlakunya PSAK 1 (Revisi 2009), standar untuk
penyajian laporan keuangan tersebut mengalami banyak perubahan. Perbedaan tersebut
salah satunya terdapat pada persyaratan laporan laba rugi komprehensif dan
pendapatan komprehensif lainnya dimana entitas harus menyajikan dan
mengungkapkan pos-pos other comprehensive income (OCI) dalam laporan laba rugi
dan catatan atas laporan keuangan dalam suatu periode akuntansi. Laporan laba
rugi komprehensif yang dihasilkan dari “laporan laba rugi tradisional” ditambah
pos-pos other comprehensive income (OCI) (Lin dan Rong, 2011). Perubahan
tersebut merupakan salah satu wujud dari ciri IFRS yaitu pengungkapan yang
lebih lengkap dan mendetail dalam laporan keuangan.
Other
comprehensive income (OCI) atau dalam bahasa Indonesia disebut
pendapatan komprehensif lain mencerminkan laba dan
atau kerugian perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan yang tidak
dikonfirmasi dalam laporan laba rugi sesuai dengan Standar Akuntansi.
Perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan secara terperinci dan terpisah setiap
item pendapatan komprehensif lain, pajak penghasilan, jumlah asli disertakan
dan jumlah yang ditransfer ke laba rugi. Ketentuan ini terdiri dari persyaratan
pengungkapan terpisah dari pendapatan komprehensif lain, termasuk keuntungan
dan kerugian yang akan dikreditkan langsung ke ekuitas yang diperlukan atau
diizinkan oleh IAS di IAS1.82 dan ketentuan IAS1.7 pendapatan komprehensif
termasuk laba bersih dan pendapatan komprehensif lain dan setiap item
pendapatan komprehensif lain harus tercantum secara langsung dalam laporan laba
rugi.
Laba rugi komperhensif yang
meruakan struktur dalam laporan laba rugi dalam mencatat pendapatan serta
pendapatan biaya yang tercatat secara historical. Hasil dari operasional
perusahaan tercatat dalam komponen-komponen laporan laba rugi komperhensif.
Pada pengukuran kinerja dapat terlihat jika perusahaan dalam kondisi lapa
ataupun rugi. Pendapatan komperhensif lain memiliki tujuan melakukan pelaporan
terhadap pengukuran dari perusahaan ekuitas dalam perusahaan untuk periode
tertentu. Komponen laporan pendapatan komperhensif lain juga diklasifikasikan
menurut akunnya secara terpisah.
1. Perubahan
Selisish Kurs Mata Uang Asing
2. Revaluasi
Aset Tetap Berwujud dan Tidak Berwujud
3. Penyesuaian
Program Imbalan Kerja / Pensiun
4. Perubahan
Investasi Aset Tersedia Untuk Dijual
5. Lindung
Nilai Arus Kas
6. Entitas
Asosiasi
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Semenjak tahun 2008 aktivitas
dimana dimulai untuk mengkovergensi IFRS terhadap PSAK, berhubungan dengan
aktivitas penerapan IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evalusi terhadap
dampak penerapan PSAK secara komprehensif. Dengan hal itu membuat adanya
perubahan dalam laporan laba rugi, terdapat tambahan yaitu laba komprehensif.
Diatur Berdasarkan PSAK, munculnya laba komprehensif berasal dari :
1.
PSAK No. 10 tentang penjabaran
laporan mata uang asing ke mata uang pelaporan.
2. PSAK No.
16 tentang revaluasi aset tetap ke nilai wajarnya.
3. PSAK No. 24 tentang program imbalan pasti yang terkait perubahan asumsi
aktuaria.
4. PSAK No.
50 tentang investasi tersedia untuk dijual.
5. PSAK No.
55 tentang aktivitas lindung nilai dari cash flow.
6. PSAK No.
15 tentang aktivitas asosiasi.
Alasan bertambahnya laba rugi
komprehensif karena pelaporan menyajikan secara menyeluruh dibandingkan dengan
pelaporan laba rugi sebelumnya. Pencatatan terhadap laba rugi komperhensif
dicatat berdasarkan nilai historikal, sedangkan pasca penerapan IFRS, munculnya
pelaporan komprehensif lain menunjukan suatu pencatatan yang lebih detail
dibandingkan dengan pencatatansebelumnya
Daftar Pustaka
Santoso, Y. Ahmar, N. Mulyadi,
JMV,.. (2017). Penyajian pendaptan komprehensif lain dan kompenen pada industri
keuangan. Vol.6,No.1,Januari-Juni2017,hlm.19-31.
Ade, Faisal P,.. (2017). Analisis
penyajian other comprehensive income pada perusahaan yang terdaftar di bursa
efek indonesia sektor barang konsumsi periode 2012 - 2016
Kahareningtyas, F. (2016).
Relevansi nilai other comprehensive income dan kompenen-kompenen other
komprehensive income untuk tujuan pembuatan keputusan investasi
Anggraita, V. Rosyadi, M,.
(2014). Relevansi Risiko Pengukuran Laba
Bersih, Laba Komprehensif dan Laba
Nilai Wajar: Studi pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Bima, P. Afri, YEN,. (2017). Dampak pengungkapan
pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba pada perusahaan di
indonesia. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 1-15 ISSN (Online): 2337-3806
Soewardjono.
2005. Teori Akuntansi. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta